www.lakubos.com
Diberdayakan oleh Blogger.

About

Search

Mengatasi Masalah Anak Sulit Belajar

Pasti ada diantara Anda semua yang mengalami masalah dimana sang anak pada mulanya terlihat berprestasi. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, prestasi dari sang anak malah semakin merosot. Tidak itu saja, malah sang anak memperlihatkan gejala kurang sukanya membaca, atau yang lebih parahnya mulai kurang suka dengan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan di Amerika, 1 diantara 6 anak usia sekolah mengalami salah satu bentuk kesulitan belajar. Tanda-tandanya bisa muncul pada usia 2 tahun. Sebenarnya, mereka mempunyai tingkat kecerdasan rata-rata atau bahkan dapat dikategorikan cerdas. Tetapi sistem penerimaan pesan di otak mereka berbeda dengan anak-anak lain. Hal inilah yang menyebabkan mereka mengalami kesulitan karena diajar dengan cara yang sama dengan anak-anak lainnya.
Gejala umum yang terjadi pada anak yang kesulitan belajar adalah sulit menerima, menyimpan, memproses atau memanggil kembali informasi yang diterimanya. Beberapa juga disertai dengan kesulitan dalam koordinasi motorik, misalnya sulit belajar memegang pensil. Sekitar 20 - 25% dari anak ini mengalami kesulitan dalam memperhatikan. Sebagian lagi sulit memperhatikan karena hiperaktif sehingga sangat sulit berkonsentrasi.
Untuk mengatasi hal ini diperlukan strategi agar anak selalu mempunyai motivasi untuk belajar dan mempunyai rasa percaya diri. Dan itu semua memerlukan dukungan semua pihak, tidak hanya pihak sekolah, tetapi juga Anda sebagai orang tuanya. Yang harus Anda lakukan adalah selalu memperhatikan apa saja tingkah laku Anda. Fokuskan perhatian pada keempat hal ini:
    lama perhatian si anak
    kemampuan melakukan hal yang bisa dilakukan anak sebaya
    kemauan untuk berusaha
    memenuhi kebutuhan sendiri dan kemandiriannya.
Jika Anda menemukan sesuatu yang tidak beres, jangan tergesa-gesa menyimpulkannya. Karena semua anak pernah mengalami kesulitan dengan keempat hal tersebut pada suatu waktu. Tetapi anak yang mengalami kesulitan belajar akan lebih sering mengalaminya dan waktunya lebih lama. Jika kesulitan belajar itu disebabkan karena adanya gangguan fisik, maka Anda bisa meminta bantuan pihak ketiga misalnya dokter untuk menangani gangguan fisik tersebut.
Sebagai orang tua, Anda tidak perlu kecewa, merasa bersalah ataupun marah dengan keadaan dimana anak Anda sepertinya tidak dapat Anda jadikan sebagai kebanggaan. Tapi ingatkan selalu diri Anda, bahwa ini berhubungan dengan masa depan orang yang Anda cintai. Mintalah bantuan kepada siapapun yang dapat memberikan solusi terbaik untuk mengatasi kesulitan belajar anak Anda, bisa konsultasi ke guru, psikolog, atau guru pembimbing. Ajari anak Anda untuk membantu dirinya sendiri dan selalu beri dukungan kepadanya. Karena hanya dukungan dari Anda yang dapat membuat dia merasa bahwa hanya dia yang mampu membantu dirinya sendiri untuk keluar dari permasalahannya.
sumber berita : http://mojokertocyber.com/keluarga-kita/634-mengatasi-masalah-anak-sulit-belajar

4 Cara Mengenali Masalah Belajar Anak
Anak menjadi harapan orangtua, dan tanpa disadari orangtua memberikan sejumlah tuntutan kepadanya. Memang Anda berhak merancang kegiatan rutin anak setiap hari, apalagi jika tujuannya menyiapkan bekal skill agar anak unggul dan mampu bersaing di masa mendatang. Namun pastikan bahwa anak juga siap secara mental dan otaknya terlatih mengimbangi berbagai aktivitas sehari-hari. Anda bisa mengenali seberapa siap anak menjalani berbagai tugas setiap harinya dengan mengindentifikasi masalah atau kesulitan anak ala BrainFit.
Program pelatihan otak yang dirancang BrainFit untuk anak bisa menjadi salah satu pilihan cara membekali anak menghadapi berbagai tugas setiap harinya. BrainFit meyakini anak yang memiliki kemampuan otak optimal punya kesempatan lebih luas untuk sukses dalam proses belajarnya.
"Untuk mengetahui apakah anak membutuhkan brain fitness ada sejumlah panduan bagi orangtua. Orangtua bisa mengenali kebutuhan dan kesulitan anak dalam belajar untuk kemudian memilih program brain fitness yang tepat untuk anak. Selain juga anak harus melewati tes dengan standar internasional seperti tes kemampuan visual dan auditori," jelas Louise Chan, direktur BrainFit cabang Darmawangsa kepada Kompas Female.
Sebagai panduan orangtua, BrainFit menyarankan orangtua melakukan checklist beberapa kesulitan belajar anak untuk mengindentifikasi masalah.

Kemampuan visual bisa dikenali dari sejumlah faktor berikut:
* Tulisan tangan yang tidak rapi
* Membaca tanpa intonasi yang baik dan benar
* Kesulitan mengungkapkan kata
* Tidak runut saat membaca, ada halaman yang terlewati
* Tidak menyukai games seperti puzzle dan catur
* Mengalami kesulitan saat belajar matematika dan aktivitas fisik
* Minim minat terhadap buku atau belajar
* Mudah lupa dan kurang konsentrasi

Kemampuan sensorik dan motorik dikenali dari sejumlah faktor:
* Cenderung ceroboh
* Merasa gelisah terus-menerus
* Tidak memiliki keseimbangan tubuh atau koordinasi yang baik
* Kesulitan untuk melempar atau menangkap obyek
* Kesulitan beraktivitas yang mengandalkan kontrol pada jari-jari

Level perhatian, konsentrasi, dan daya ingat dipengaruhi faktor ini:
* Tidak mampu multitasking
* Kurang konsentrasi
* Mudah terganggu konsentrasi atau fokusnya
* Kontrol impulsif yang lemah
* Mudah lupa
* Pikiran kabur

Kemampuan auditori dikenali dari beberapa hal ini:
* Kemampuan mendengar yang lemah
* Bicara terlalu keras atau terlalu lembut
* Membutuhkan waktu lama untuk menangkap konsep baru
* Nilai tes buruk
* Tidak berminat dalam membaca, pemalu, dan punya sedikit teman
* Mudah lupa, kurang konsentrasi

Kemampuan emosi bisa dikenali dari beberapa hal ini:
* Tidak termotivasi
* Rasa percaya diri rendah
* Kesulitan mengatasi stres
* Cenderung berpikiran negatif
* Kemampuan sosial yang lemah
* Minim empati
Jika anak Anda mengalami sejumlah masalah di atas, tandanya ia membutuhkan bantuan untuk melatih kemampuan otak agar bisa berfungsi lebih optimal. Hasil akhirnya nanti anak akan lebih menikmati rutinitasnya dan terbantukan dalam mengatasi tekanan dari tumpukan tugas di sekolahnya. Nilai yang baik menjadi bukti nyata, tapi kebahagiaan anak lebih menjadi tujuan utama.
Semoga artikel ini bermanfaat...
sumber tulisan
Ditulis oleh: nGalesser - Selasa, 09 April 2013