Tempat Anda menimba ilmu akan memengaruhi sebagian besar kehidupan sosial dan profesional Anda di masa depan. Jadi, jangan salah menentukan keputusan mengenai institusi pendidikan yang tepat untuk diri Anda.
Seperti dikutip dari Telegraph, ada sejumlah petunjuk untuk membantu Anda menemukan universitas yang tepat untuk melanjutkan studi. Apa saja?
1. Kegiatan akademis dan non-akademis
Ketika memilih universitas, ingatlah satu hal bahwa kuliah tak cuma soal kegiatan akademis. Perhatikan pengalaman mahasiswa di suatu universitas.
Seperti menemukan tempat kursus yang sesuai dengan minat Anda, pastikan apa yang Anda perhatikan sesuai dengan harapan Anda. Jika Anda tak menyukai lingkungan atau budaya akademis di tempat tersebut, maka berpikirlah ulang karena Anda akan berada di situ 3-4 tahun ke depan.
Fasilitas akademis dan non-akademis yang ditawarkan juga perlu diperhatikan. Ada universitas dengan fasilitas akomodasi, akademis, dan hiburan yang berada di satu area. Di sini, Anda akan menghabiskan waktu untuk segala kegiatan yang terkait dengan status Anda sebagai mahasiswa. Tentu saja, Anda akan "dipaksa" lebih fokus dengan tanggung jawab Anda sebagai mahasiswa.
Jika Anda merasa agak sumpek dengan lingkungan universitas tersebut, Anda bisa memilih universitas di kota yang heterogen, tidak hanya ramai karena keberadaan institusi pendidikan. Selain itu, ada pula universitas yang fokus menempatkan Anda dalam komunitas akademis yang lebih intim.
2. Jarak dari tempat tinggal
Jarak dari rumah atau tempat tinggal sering diabaikan dalam memilih sebuah universitas. Jika Anda memang masih ingin tinggal di rumah atau pulang pada akhir pekan, pilihlah universitas yang tidak menghabiskan ongkos terlalu banyak.
Alternatif jika Anda ingin berkuliah jauh dari rumah orangtua adalah tinggal di rumah saudara, di asrama universitas atau nge-kos. Ingat, biaya hidup sehari-hari di luar ongkos tentu akan lebih besar daripada tinggal di rumah orangtua. Namun, jangan khawatir, kampus-kampus selalu menyediakan beasiswa untuk meringankan beban mahasiswa yang berprestasi.
3. Durasi studi
Masukkan durasi studi sebagai pertimbangan dalam memilih universitas yang dituju. Anda mau lulus dalam tiga atau empat tahun? Itu akan membuat Anda mempersiapkan diri pula sejak awal berkuliah.
Setiap universitas juga memiliki batas maksimal durasi yang berbeda bagi mahasiswanya untuk menyelesaikan studi. Setiap jurusan juga memiliki kecenderungan durasi kelulusan yang berbeda. Pertimbangkan hal ini sejak awal memilih dengan banyak bertanya.
Banyak universitas yang menawarkan studi akselerasi. Gelar sarjana bisa diambil hanya dalam waktu 3 tahun. Bahkan, sejumlah universitas di Eropa menawarkan program S-1 untuk ditempuh selama 2 tahun saja.
Keuntungannya, Anda bisa menghemat biaya hidup selama kuliah, cepat lulus, dan berpeluang memperoleh pekerjaan terlebih dahulu. Namun, jalur ini membuat Anda kehilangan waktu untuk mengembangkan ide, ketertarikan, dan kehidupan sosial di masa-masa usia kuliah.
Anda juga bisa memilih model kuliah sambil bekerja. Biasanya, Anda akan memiliki beban yang lebih besar untuk menyelesaikan kuliah tepat waktu atau menempuh waktu studi yang lebih lama. Jika Anda ingin menempuh kuliah sambil bekerja, dedikasi dan disiplin yang tinggi wajib Anda miliki.
4. Kenali dengan baik
Jangan asal universitas negeri atau jangan asal kuliah. Jika Anda memutuskan ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi, cobalah untuk melakukan riset kecil-kecilan mengenai universitas yang Anda tuju.
Jangan sekadar percaya dengan situs web perguruan tinggi tersebut atau rekomendasi-rekomendasi. Anda bisa datang langsung ke bagian konsultasi pendidikan universitas tersebut dan bertanya pada senior atau teman yang lebih dulu berkuliah di universitas tersebut.
Jika ada, Alan Jones, seorang pengembangan profesional dari UCAS, juga menyarankan para calon mahasiswa untuk menghadiri pameran pendidikan tinggi dan bertemu dengan staf universitas yang bersangkutan. Jones menegaskan, jangan malu-malu menghubungi universitas secara langsung dan mengajukan pertanyaan kepada mereka. [Sumber]
1. Kegiatan akademis dan non-akademis
Ketika memilih universitas, ingatlah satu hal bahwa kuliah tak cuma soal kegiatan akademis. Perhatikan pengalaman mahasiswa di suatu universitas.
Seperti menemukan tempat kursus yang sesuai dengan minat Anda, pastikan apa yang Anda perhatikan sesuai dengan harapan Anda. Jika Anda tak menyukai lingkungan atau budaya akademis di tempat tersebut, maka berpikirlah ulang karena Anda akan berada di situ 3-4 tahun ke depan.
Fasilitas akademis dan non-akademis yang ditawarkan juga perlu diperhatikan. Ada universitas dengan fasilitas akomodasi, akademis, dan hiburan yang berada di satu area. Di sini, Anda akan menghabiskan waktu untuk segala kegiatan yang terkait dengan status Anda sebagai mahasiswa. Tentu saja, Anda akan "dipaksa" lebih fokus dengan tanggung jawab Anda sebagai mahasiswa.
Jika Anda merasa agak sumpek dengan lingkungan universitas tersebut, Anda bisa memilih universitas di kota yang heterogen, tidak hanya ramai karena keberadaan institusi pendidikan. Selain itu, ada pula universitas yang fokus menempatkan Anda dalam komunitas akademis yang lebih intim.
2. Jarak dari tempat tinggal
Jarak dari rumah atau tempat tinggal sering diabaikan dalam memilih sebuah universitas. Jika Anda memang masih ingin tinggal di rumah atau pulang pada akhir pekan, pilihlah universitas yang tidak menghabiskan ongkos terlalu banyak.
Alternatif jika Anda ingin berkuliah jauh dari rumah orangtua adalah tinggal di rumah saudara, di asrama universitas atau nge-kos. Ingat, biaya hidup sehari-hari di luar ongkos tentu akan lebih besar daripada tinggal di rumah orangtua. Namun, jangan khawatir, kampus-kampus selalu menyediakan beasiswa untuk meringankan beban mahasiswa yang berprestasi.
3. Durasi studi
Masukkan durasi studi sebagai pertimbangan dalam memilih universitas yang dituju. Anda mau lulus dalam tiga atau empat tahun? Itu akan membuat Anda mempersiapkan diri pula sejak awal berkuliah.
Setiap universitas juga memiliki batas maksimal durasi yang berbeda bagi mahasiswanya untuk menyelesaikan studi. Setiap jurusan juga memiliki kecenderungan durasi kelulusan yang berbeda. Pertimbangkan hal ini sejak awal memilih dengan banyak bertanya.
Banyak universitas yang menawarkan studi akselerasi. Gelar sarjana bisa diambil hanya dalam waktu 3 tahun. Bahkan, sejumlah universitas di Eropa menawarkan program S-1 untuk ditempuh selama 2 tahun saja.
Keuntungannya, Anda bisa menghemat biaya hidup selama kuliah, cepat lulus, dan berpeluang memperoleh pekerjaan terlebih dahulu. Namun, jalur ini membuat Anda kehilangan waktu untuk mengembangkan ide, ketertarikan, dan kehidupan sosial di masa-masa usia kuliah.
Anda juga bisa memilih model kuliah sambil bekerja. Biasanya, Anda akan memiliki beban yang lebih besar untuk menyelesaikan kuliah tepat waktu atau menempuh waktu studi yang lebih lama. Jika Anda ingin menempuh kuliah sambil bekerja, dedikasi dan disiplin yang tinggi wajib Anda miliki.
4. Kenali dengan baik
Jangan asal universitas negeri atau jangan asal kuliah. Jika Anda memutuskan ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi, cobalah untuk melakukan riset kecil-kecilan mengenai universitas yang Anda tuju.
Jangan sekadar percaya dengan situs web perguruan tinggi tersebut atau rekomendasi-rekomendasi. Anda bisa datang langsung ke bagian konsultasi pendidikan universitas tersebut dan bertanya pada senior atau teman yang lebih dulu berkuliah di universitas tersebut.
Jika ada, Alan Jones, seorang pengembangan profesional dari UCAS, juga menyarankan para calon mahasiswa untuk menghadiri pameran pendidikan tinggi dan bertemu dengan staf universitas yang bersangkutan. Jones menegaskan, jangan malu-malu menghubungi universitas secara langsung dan mengajukan pertanyaan kepada mereka. [Sumber]
Ditulis oleh:
nGalesser - Senin, 11 Maret 2013