Cantik tak harus putih. Namun masih banyak kaum wanita beranggapan kulit putih terlihat lebih cantik. Tak heran jika produk kosmetik mengandung pemutih masih diburu.
Temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) awal pekan ini mencengangkan. Sebanyak 17 produk kosmetik mengandung bahan berbahaya yang memberikan efek memutihkan, seperti hidrokinon, merkuri, dan retinoat. Salah satu produk kosmetik tersebut berlabel nama seorang dokter kulit.
Ketua Perhimpunan Dokter Estetika Indonesia (Perdesti), dr. Teguh Tanuwidjaja, M Biomed, enggan mengomentari adanya kosmetik berlabel nama dokter kulit yang masuk dalam daftar produk berbahaya versi Badan POM. Akan tetapi, dr. Teguh mengingatkan agar konsumen berhati-hati dalam memilih produk kosmetik. Merkuri adalah senyawa berbahaya. Meski sudah dilarang penggunaannya, namun masih banyak ditemukan dalam produk kecantikan.
"Di negara-negara maju, kosmetik yang mengandung merkuri sudah tidak beredar. Sementara di negara berkembang, produk yang mengandung merkuri masih sangat banyak," jelas dr Teguh.
Senyawa ini memang dapat memutihkan kulit. Kosmetik yang mengandung merkuri, jika dipakai terus menerus akan merusak organ tubuh seperti hati dan ginjal.
Bagaimana membedakan produk kosmetik aman dan tidak aman?
Menurut dr. Teguh, sebelum membeli produk kosmetik, periksalah apakah ada izin Badan POM atau tidak. "Apabila sudah ada nomor registrasi, berarti produk tersebut sudah melalui proses uji dan pemakaiannya di bawah pengawasan BPOM," jelasnya.
Selain merkuri, zat lain yang populer untuk memutihkan adalah hidrokinon. Penggunaan produk ini harus di bawah pengawasan dokter. "Kosmetik yang mengandung hidrokinon memang dilarang, tapi obat yang mengandung hidrokinon dibolehkan asalkan di bawah pengawasan dokter ahli," ujarnya.
Menurutnya, efek putih yang ditimbulkan hidrokinon tidak sekuat merkuri, namun bukan berarti tanpa efek samping. "Jika penggunaannya tidak benar, lalu kulit terinduksi sinar ultraviolet, dapat membuat kulit menjadi hitam. Oleh karena itu penggunaannya harus berdasarkan anjuran dokter," urainya.
Lalu, bagaimana caranya memutihkan kulit dengan aman?
Satu hal yang perlu dipahami, lanjut dr. Teguh, gelap atau terang warna kulit ditentukan oleh pigmen melanin dalam gen. Semakin tinggi kadarnya, semakin gelap warna kulit.
Orang dengan pigmen melanin sedikit juga dapat menjadi hitam apabila terpapar sinar ultraviolet. "Cara paling baik adalah menghindari paparan sinar ultraviolet dan mengonsumsi vitamin C untuk mematahkan rantai melanin," jelas dokter yang ahli di bidang kecantikan ini.
Nah, bagi mereka yang masih terobsesi untuk memutihkan kulit, berikut cara aman versi dr. Teguh:
1. Pilihlah kosmetik yang sudah memiliki nomor registrasi Badan POM.
2. Berkonsultasi dengan dokter ahli sebelum memilih jenis produk kosmetik.
3. Mengurangi paparan sinar ultraviolet dengan memakai payung di bawah terik matahari.
4. Mengonsumsi vitamin C secara rutin.
Sumber Berita Demikian Postingan nGalesser kali ini mudah-mudahan bermanfaat untuk pembaca semua.
Temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) awal pekan ini mencengangkan. Sebanyak 17 produk kosmetik mengandung bahan berbahaya yang memberikan efek memutihkan, seperti hidrokinon, merkuri, dan retinoat. Salah satu produk kosmetik tersebut berlabel nama seorang dokter kulit.
Ketua Perhimpunan Dokter Estetika Indonesia (Perdesti), dr. Teguh Tanuwidjaja, M Biomed, enggan mengomentari adanya kosmetik berlabel nama dokter kulit yang masuk dalam daftar produk berbahaya versi Badan POM. Akan tetapi, dr. Teguh mengingatkan agar konsumen berhati-hati dalam memilih produk kosmetik. Merkuri adalah senyawa berbahaya. Meski sudah dilarang penggunaannya, namun masih banyak ditemukan dalam produk kecantikan.
"Di negara-negara maju, kosmetik yang mengandung merkuri sudah tidak beredar. Sementara di negara berkembang, produk yang mengandung merkuri masih sangat banyak," jelas dr Teguh.
Senyawa ini memang dapat memutihkan kulit. Kosmetik yang mengandung merkuri, jika dipakai terus menerus akan merusak organ tubuh seperti hati dan ginjal.
Bagaimana membedakan produk kosmetik aman dan tidak aman?
Menurut dr. Teguh, sebelum membeli produk kosmetik, periksalah apakah ada izin Badan POM atau tidak. "Apabila sudah ada nomor registrasi, berarti produk tersebut sudah melalui proses uji dan pemakaiannya di bawah pengawasan BPOM," jelasnya.
Selain merkuri, zat lain yang populer untuk memutihkan adalah hidrokinon. Penggunaan produk ini harus di bawah pengawasan dokter. "Kosmetik yang mengandung hidrokinon memang dilarang, tapi obat yang mengandung hidrokinon dibolehkan asalkan di bawah pengawasan dokter ahli," ujarnya.
Menurutnya, efek putih yang ditimbulkan hidrokinon tidak sekuat merkuri, namun bukan berarti tanpa efek samping. "Jika penggunaannya tidak benar, lalu kulit terinduksi sinar ultraviolet, dapat membuat kulit menjadi hitam. Oleh karena itu penggunaannya harus berdasarkan anjuran dokter," urainya.
Lalu, bagaimana caranya memutihkan kulit dengan aman?
Satu hal yang perlu dipahami, lanjut dr. Teguh, gelap atau terang warna kulit ditentukan oleh pigmen melanin dalam gen. Semakin tinggi kadarnya, semakin gelap warna kulit.
Orang dengan pigmen melanin sedikit juga dapat menjadi hitam apabila terpapar sinar ultraviolet. "Cara paling baik adalah menghindari paparan sinar ultraviolet dan mengonsumsi vitamin C untuk mematahkan rantai melanin," jelas dokter yang ahli di bidang kecantikan ini.
Nah, bagi mereka yang masih terobsesi untuk memutihkan kulit, berikut cara aman versi dr. Teguh:
1. Pilihlah kosmetik yang sudah memiliki nomor registrasi Badan POM.
2. Berkonsultasi dengan dokter ahli sebelum memilih jenis produk kosmetik.
3. Mengurangi paparan sinar ultraviolet dengan memakai payung di bawah terik matahari.
4. Mengonsumsi vitamin C secara rutin.
Sumber Berita Demikian Postingan nGalesser kali ini mudah-mudahan bermanfaat untuk pembaca semua.
Ditulis oleh:
nGalesser - Kamis, 23 Mei 2013