Popok menghambat bayi untuk berjalan? Betulkah? sebuah penelitian menemukan bahwa popok dapat memperlambat kemampuan bayi untuk berjalan.
Penelitian ini dilakukan oleh para psikolog di New York University terhadap 60 orang bayi yang baru belajar ataupun mulai berjalan. Ternyata popok tak hanya mengakibatkan masalah kulit berupa ruam pada bayi, tetapi juga membuat bayi jadi lebih sulit belajar berjalan.
Di antara para bayi yang diteliti, separuh di antaranya berusia 13 bulan yang baru saja belajar berjalan. Separuh lainnya berusia 19 bulan yang sudah mulai bisa berjalan. Bayi-bayi tersebut diuji sebanyak 3 kali, yaitu saat telanjang, mengenakan popok kain dan mengenakan popok sekali pakai.
Para peneliti menemukan bahwa popok mempengaruhi kemampuan berjalan bayi. Di antara bayi berusia 13 bulan, ada 10 dari 30 bayi yang terjatuh. Ketika mengenakan popok sekali pakai, jumlahnya melonjak jadi 17 bayi. Jika mengenakan popok kain yang lebih besar, jumlahnya naik jadi 21 bayi.
Pada bayi yang berusia 19 bulan, pengaruh pemakaian popok masih ada, hanya saja tidak begitu menonjol. Ketika berjalan sambil mengenakan popok sekali pakai atau telanjang, hanya 4 bayi yang jatuh. Angkanya melonjak jadi 8 bayi saat mengenakan popok kain. Ketika mengenakan popok, bayi cenderung mengambil langkah lebih lebar dan pendek.
"Popok membuat adanya gumpalan di antara kaki, berpotensi memperburuk keseimbangan dan posisi bayi. Jadi popok bayi sendiri merupakan suatu gangguan biomekanis yang berlangsung saat belajar berjalan," kata peneliti, Whitney Cole seperti dilansir Medical Daily, Senin (28/1/2013).
Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Developmental Science. Walau demikian, para peneliti masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah pengaruh popok ini berlangsung untuk jangka waktu yang panjang. Yang jelas, peneliti meyakini bahwa melepas popok akan mempercepat proses belajar berjalan bayi.
Sumber TulisanDi antara para bayi yang diteliti, separuh di antaranya berusia 13 bulan yang baru saja belajar berjalan. Separuh lainnya berusia 19 bulan yang sudah mulai bisa berjalan. Bayi-bayi tersebut diuji sebanyak 3 kali, yaitu saat telanjang, mengenakan popok kain dan mengenakan popok sekali pakai.
Para peneliti menemukan bahwa popok mempengaruhi kemampuan berjalan bayi. Di antara bayi berusia 13 bulan, ada 10 dari 30 bayi yang terjatuh. Ketika mengenakan popok sekali pakai, jumlahnya melonjak jadi 17 bayi. Jika mengenakan popok kain yang lebih besar, jumlahnya naik jadi 21 bayi.
Pada bayi yang berusia 19 bulan, pengaruh pemakaian popok masih ada, hanya saja tidak begitu menonjol. Ketika berjalan sambil mengenakan popok sekali pakai atau telanjang, hanya 4 bayi yang jatuh. Angkanya melonjak jadi 8 bayi saat mengenakan popok kain. Ketika mengenakan popok, bayi cenderung mengambil langkah lebih lebar dan pendek.
"Popok membuat adanya gumpalan di antara kaki, berpotensi memperburuk keseimbangan dan posisi bayi. Jadi popok bayi sendiri merupakan suatu gangguan biomekanis yang berlangsung saat belajar berjalan," kata peneliti, Whitney Cole seperti dilansir Medical Daily, Senin (28/1/2013).
Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Developmental Science. Walau demikian, para peneliti masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah pengaruh popok ini berlangsung untuk jangka waktu yang panjang. Yang jelas, peneliti meyakini bahwa melepas popok akan mempercepat proses belajar berjalan bayi.
Ditulis oleh:
nGalesser - Selasa, 29 Januari 2013